PENDIDIKAN SEKARANG DAN MASA DEPAN

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat.Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

Tujuan pendidikan yang kita harapkan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. Pendidikan harus mampu mempersiapkan warga negara agar dapat berperan aktif dalam seluruh lapangan kehidupan, cerdas, aktif, kreatif, terampil, jujur, berdisiplin dan bermoral tinggi, demokratis, dan toleran dengan mengutamakan persatuan bangsa dan bukannya perpecahan.

Mempertimbangkan pendidikan anak-anak sama dengan mempersiapkan generasi yang akan datang. Hati seorang anak bagaikan sebuah plat fotografik yang tidak bergambar apa-apa, siap merefleksikan semua yang ditampakkan padanya.

Empat pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal, yaitu: (1) learning to Know (belajar untuk mengetahui), (2) learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu, (3) learning to be (belajar untuk menjadi seseorang), dan (4) learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama).

Dalam rangka merealisasikan `learning to know`, Guru seyogyanya berfungsi sebagai fasilitator. Di samping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan pengetahuan maupun ilmu tertentu.

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasikan keterampilan yang dimilikinya, serta bakat dan minatnya. Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi unsur keturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung pada lingkungannya. Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan dalam mendukung keberhasilan kehidupan seseorang.

Pendidikan yang diterapkan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau kebutuhan dari daerah tempat dilangsungkan pendidikan. Unsur muatan lokal yang dikembangkan harus sesuai dengan kebutuhan daerah setempat.

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat dan minat, perkembangan fisik dan kejiwaan, tipologi pribadi anak serta kondisi lingkungannya. Bagi anak yang agresif, proses pengembangan diri akan berjalan bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi. Sebaliknya bagi anak yang pasif, peran guru dan guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk pengembangan diri siswa secara maksimal.

Kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima (take and give), perlu ditumbuhkembangkan. Kondisi seperti ini memungkinkan terjadinya proses “learning to live together” (belajar untuk menjalani kehidupan bersama). Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era globalisasi/era persaingan global. Perlu pemupukkan sikap saling pengertian antar ras, suku, dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang bersumber pada hal-hal tersebut.

Dengan demikian, tuntutan pendidikan sekarang dan masa depan harus diarahkan pada peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap, kepribadian dan moral manusia Indonesia pada umumnya. Dengan kemampuan dan sikap manusia Indonesia yang demikian diharapkan dapat mendudukkan diri secara bermartabat di masyarakat dunia di era globalisasi ini.

Mengenai kecenderungan merosotnya pencapaian hasil pendidikan selama ini, langkah antisipatif yang perlu ditempuh adalah mengupayakan peningkatan partisipasi masyarakat terhadap dunia pendidikan, peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan, serta perbaikan manajemen di setiap jenjang, jalur, dan jenis pendidikan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah, khususnya di kabupaten/kota, seyogyanya dikaji lebih dulu kondisi obyektif dari unsur-unsur yang terkait pada mutu pendidikan, yaitu:

(1) Bagaimana kondisi gurunya? (persebaran, kualifikasi, kompetensi penguasaan materi, kompetensi pembelajaran, kompetensi sosial-personal, tingkat kesejahteraan);

(2) Bagaimana kurikulum disikapi dan diperlakukan oleh guru dan pejabat pendidikan daerah?;

(3) Bagaimana bahan belajar yang dipakai oleh siswa dan guru? (proporsi buku dengan siswa, kualitas buku pelajaran);

(4) Apa saja yang dirujuk sebagai sumber belajar oleh guru dan siswa?;

(5) Bagaimana kondisi prasarana belajar yang ada?;

(6) Adakah sarana pendukung belajar lainnya? (jaringan sekolah dan masyarakat, jaringan antarsekolah, jaringan sekolah dengan pusat-pusat informasi);

(7) Bagaimana kondisi iklim belajar yang ada saat ini?.

Mutu pendidikan dapat ditingkatkan dengan melakukan serangkaian pembenahan terhadap segala persoalan yang dihadapi. Pembenahan itu dapat berupa pembenahan terhadap kurikulum pendidikan yang dapat memberikan kemampuan dan keterampilan dasar minimal, menerapkan konsep belajar tuntas dan membangkitkan sikap kreatif, demokratis dan mandiri. Perlu diidentifikasi unsur-unsur yang ada di daerah yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi proses peningkatan mutu pendidikan, selain pemerintah daerah, misalnya kelompok pakar, paguyuban mahasiswa, lembaga swadaya masyarakat daerah, perguruan tinggi, organisasi massa, organisasi politik, pusat penerbitan, studio radio/TV daerah, media masa/cetak daerah, situs internet, dan sanggar belajar.

Sumber: http://www.pendidikan.net
Penulis: M. Sobry Sutikno (Mahasiswa S.3 UNJ / Direktur Eksekutif YNTP Research and Development NTB)

Ditulis dalam berita. 16 Comments »

16 Tanggapan to “PENDIDIKAN SEKARANG DAN MASA DEPAN”

  1. indrisunarso Says:

    Terima kasih pak,
    bukankah tidak hanya empat pilar dalam pendidikan kami tunggu pilar-pilar yang lain agar lebih memahami hakekat pendidkan yang sebenarnya. Salam untuk keluarga besar UNY
    moga lebih maju lagi.

  2. chumaidi Says:

    Bangsa kita masih selalu enjoi dengan kebiasaan memilih enaknya sendiri,bahkan memilih sama seperti dulu kurang bisa melakukan inovasi ,walaupun perubahan teknologi sudah sedemikian pesat dan sulit dibendung yang ada dibenak kita bagimana memulainya,dan darimana membnagkitkan semngat baru bagi guru-guru kita yang ternyata walupun sudah menerima tunjangan masih juga bermalas-malas,perubahan belum tampak.

  3. imam thohari Says:

    perilaku guru yang masih bermalas – malasan itu disebabkan dari sistem yang ada di dalam sekolahan itu sendiri misal : tidak harmonisnya antara guru dengan guru dan guru dengan kepala sekolah hal inilah yang mengakibatkan tidak adanya gairah dalam mengajar meskipun guru sudah diberikan pembekalan melalui work shop tapi dalam pelaksanaan tidak sesuai apa yang sudah di dapat dari metode-metode yang pernah di ikuti melalalui work shop tersebut. menurut hemat saya adanya perubahan sistem pengajaran dan didukung dengan kerja sama antar guru dan kepala sekolah secara menyeluruh

  4. afyloney Says:

    untuk pendidikan 8 thun mendatang akan bgaimna????

  5. nuhriadi Says:

    pendidikan tak akan bisa maju jika tidak dibebaskan dari kepentingan politik! kebijakan-kebijakan pendidikan di Indonesia tak bisa dipungkiri tak terlepas dari kebijakan yang ditempuh pemerintah………….. 🙂

  6. aDhi Says:

    TErimakasih pak, menambah wawasan saya.
    izin save pak.

    saLam.

  7. M.Nuril Syafaul Karim Says:

    sekarang ini pemerintah mencanangkan program pendidikan karakter. harapannya, pembelajaran di sekolahan dapat berajalan dengan tertib dan aman serta terjadi interaksi yang aktif antara guru dan siswa dengan selalu mematuhi peraturan agama/ norma2 yang berlaku.

  8. aulia Says:

    i like it…
    tu udah lengkap untuk memajukan pendidikan,apalagi pendidikan di Indonesia.

  9. Restu Says:

    makasiih ya…artikel ini sangat membantu saya dalam menyelesaikan tugas saya…

  10. muhsinin Says:

    assalamu alaikum ustaz…. ana mau minta tolong jadwal sholat sepanjang masa unutk kabupaten bima… ana ada rencana buat oleh2 untuk daerah ana di kecamatan belo…

    zazakallah atas bantuannya ustaz

  11. abe-rabbit.blogspot.com Says:

    artikelnya bagus banget pak,,,makasih

  12. suharyo Says:

    saya senang tulisan ini, memberi inspirasi bagi tulisan saya

  13. febri Says:

    makasih pak,sngat membantu saya dalam mengerjakan tugas

  14. Fia Says:

    Numpang copy ya mas…

    makasih..

    bagus banged hehehe

  15. ANA ROLIS Says:

    sekrng ini pemerintah menggencarkan dana BOS bagi siswa kurang mampu…tapi kenyataan nya banyk anak miskin yg tdk seklah krena biaya pendidikan yg semakin mahal…..trus bagaimana dg dana BOS yg di gembar-gemborkan.
    haruskanh anak dari keluarga miskin tak berhak mersakan arti pendidikan…dan bagaimana nasib negara kita ini jka generasi muda nya..tak menyentuh pendidikan..????

  16. I Nyoman Murdiana Says:

    Mengapa harus mengadopsi sesuatu dari negara/organisasi asing tertentu? Apkah pendidikan di Indonesia tidak punya corak, tidak punya jadi diri? tidak punya konsep tersendiri? Apkh konsep pendidikan Ki Hajar Dewantoro tidak cukup? Jika ya maka hentikan saja peringatan Hardiknas. Untuk apa ada Hardiknas jika konsep pendidikan Ki Hajar Dewantoro diabaikan. Bukankah Hardiknas diperingati karena konsep pendidikan Ki Hajar Dewantoro? IRONIS
    HENTIKAN menjiplak atau mengadopsi konsep dari luar sana. Belum tentu semua itu cocok dengan karakter bangsa ini.


Tinggalkan Balasan ke Fia Batalkan balasan